Dalam penelusuran internet dan diskusi dengan builder, saya
tertarik untuk menjadikan Scorpio sebagai motor “donor” (donor bike), alias motor dasar yang akan dimodif.
Saya nol pengetahuan, apalagi pengalaman, dengan Scorpio. Mendengarnya
pun baru-baru ini. Lain dengan Honda Tiger atau Mega Pro yang ngetop.
Kriteria
Mas A, the builder, memberikan kriteria, mesin motornya
harus bertenaga. Cukup banyak di pasaran. Mesin 225 cc Scorpio, di-bore up, menjadi pilihan. Ukuran mesin
bongsor, menimbulkan kesan berat, serta menghindari kesan ruang kosong.
Dampaknya motor lebih mudah didesain.
Mas A juga bilang, “mungkin yang dipakai hanya mesinnya saja
pak”. Lainnya custom! Makanya saya pelajari sungguh-sungguh tentang mesin
Scorpio.
Asal Mula
Scorpio ternyata sudah ada di Indonesia sejak 2001. Masa
kejayaan penjualannya pada 2004-2006. Sayang penjualannya terus menurun. Tahun
2014 ini hanya 1.000 unit yang akan
dijual, The Scorpion King limited edition namanya. Coraknya Scorpio raksasa memeluk tangki dan warna khas
emas. Cuma 1.000 bro sis!!
The Scorpion King
limited edition. Sumber: Detikoto.
Market positioning-nya memang rada susah.
Di kelas bawahnya, ada adiknya yaitu V-ixion dengan 150 cc yang lebih laku.
Masyarakat memang lebih suka cc kecil yang lebih murah, 150 atau 200 cc.
Pada masanya, ini motor “laki” dengan kapasitas terbesar.
Honda Tiger hanya 200cc. Lalu muncul Kawasaki Ninja dengan 250 cc, Honda CBR
dst. Posisi kapasitasnya unik, sendirian di antara 200 cc dan 250 cc.
Mesin Yamaha Scorpio 4 tak ditujukan untuk mengganti Yamaha
RX King (2 tak) yang sangat legendaris. Yamaha Scorpio dirancang dan dibangun
dengan mengambil basis mesin dari Yamaha XT225 yang diproduksi di Jepang. Mesin
seperti apa yang muncul dibayangan anda kalau tahu Yamaha XT 225 adalah motor
trail?
Yamaha XT225 alias Yamaha Serow
Tampilan mesin Scorpio dan Serow memang sedikit beda. Posisi
busi keduanya berlawanan, desain silinder head tentu juga berbeda. Di internet
ternyata spek mesinnya plek tenan. Keduanya
sama-sama memiliki mesin 4 tak, SOHC, pendingin udara, diameter x langkah 70mm
x 58mm dengan volume 223cc dan kompresi 9,5 : 1. Transmisi sama-sama 5
kecepatan, konfigurasi 1-N-2-3-4-5.
Ada yang bilang kalau mesin generasi 1 ini impor dari
Jepang. Buatan Jepang diasumsikan lebih tangguh dan handal. Masuk akallah kalau
penjualan awal pakai mesin impor dari Jepang. Masih sedikit, lebih untung kalau
impor. Setelah Scorpio mulai laku (masa kejayaan tahun 2004-2006). Masuk akal
juga setelah penjualan meningkat, baru mesinnya dibuat di Indonesia. Jadi mesin
Scorpio, paling tidak 2006 ke atas, produksi Indonesia.
Ekspor Ke Jepang
Penjualan Scorpio di Indonesia turun
terus, padahal mesin sudah diproduksi disini. Produksi mesin Scorpio turun dong, ada idle capacity. Rugi deh.
Kalau saya pura-pura jadi pejabat tinggi Yamaha Indonesia, apa yang saya
lakukan? Kapasitas produksi ndak
sepenuhnya digunakan, padahal investasi mesin produksi sudah dilakukan, dan
pekerja sudah dilatih. Saya akan ekspor mesin!
Ternyata mesin Scorpio buatan Indonesia diekspor ke Jepang. Mesin Scorpio dipakai untuk menenagai motor
Triker 250, supermoto XT250X dan trail Serow 250 yang juga
dipasarkan di Jepang. Dulu impor mesin Scorpio, sekarang ekspor mesin
Scorpio. Hebat. Kesimpulan pertama,
mesin Scorpio buatan Indonesia kualitasnya baik.
Lho kok semua 250 cc, khan Scorpio 225cc? Perbedaan hanya pada diameter piston. Scorpio pakai 70 mm sedang
Triker menggunakan piston 74 mm. Stroke-nya sama-sama 58mm.
Yamaha Triker 250
Ingak-ingak,
mesin Scorpio di Jepang sono malah dipakai untuk trail dan jadi 250cc! Kalau
bicara trail (Special Race, Supermoto, Mini Trail, ATV, dan Enduro Adventure),
ada yang perlu dipahami: (i) mesin tentu didesain durable alias tahan lama, awet gitu loh; (ii) power mestinya
besar, harus siap untuk medan buruk; dan (iii) akselerasi baik, medan buruk
menuntut kemmampuan genjot gas mendadak. Kesimpulan
ke dua, mesin standar Scorpio awet, bertenaga, dan akselerasinya baik.
Spesifikasi Umum
Spesifikasi Yamaha Scorpio Z (diadopsi dari Pak Lik Wiki)
·
Tipe : 4 langkah
·
Teknologi : SOHC
·
Pendingin : udara
·
Diameter x langkah : 70 x 58 mm
·
Volume Silinder : 223
cm
·
Susunan Silinder : Tunggal
Tegak
·
Perbandingan Kompresi : 9.5 : 1
·
Jenis dan Sistem Pengapiannya : DC-CDI
·
Kopling : manual
basah
·
Gigi Transmisi : 5
kecepatan, 1-N-2-3-4-5.
·
Sistem Starter : Kick
& Electric.
·
Daya Maksimum : 19
PS/8.000 RPM
·
Torsi Maksimum : 1.86
kgf.m/6.500 RPM
·
Kapasitas Oli mesin : 1.400 ml
·
Tipe Karburator : MIKUNI
BS30 x 1
·
Tipe Baterai : GM7B-4B
·
Tipe Busi : NGK/DP8EA-9
Single Overhead Camshaft (SOHC), artinya
satu buah poros kem (noken as). teknologi ini menggunakan satu buah poros kem
(noken as) yang disimpan di kepala silinder (cylinder
head). Dibanding DOHC, mesin SOHC
lebih
murah dan mudah perawatannya. Kompresinya juga kebih tinggi. Kelemahannya
akselerasi mesin tipe SOHC relatif lebih lambat dari DOHC.
SOHC. Sumber : Detikoto dan How
Stuffworks
Untuk mesin dengan perbandingan kompresi besar, BBMnya wajib
berkualitas. Wajib pakai bensin beroktan tinggi, Pertamax atau Pertamax Plus. Salah
satu artikel di internet membahas hubungan antara rasio kompresi dengan jenis
bahan bakar. Untuk perbandingan kompresi 9,5:1, disarankan menggunakan
Pertamax dengan nilai oktan 92. Pertamax tepat digunakan untuk perbandingan
kompresi 9:1 – 10:1.
Ada penjelasan menarik di Kompasiana
tentang daya dan torsi. Saya kutip dari Kompasiana Torsi
yang membuat kendaraan bergerak, dan tenaga yang menjadikannya bergulir lebih
cepat.
Analoginya kuda dan sapi. Kuda sanggup berlari
kencang. Sapi mampu menghela muatan gerobak jauh lebih banyak dari kuda. Kuda
dikatakan daya maksimumnya (tenaga) lebih besar dari sapi. Sapi disebut
memiliki torsi lebih besar dari kuda. Mobil balap, tenaganya harus besar. Namun jalurnya yang
cocok yaa relatif rata. Truk torsinya harus besar, penting mengangkut beban
berat dan jalur menanjak.
Dengan maksimum sebesar 19 PS tercapai pada 8.000 RPM. Mesin ini
mestinya enak disuruh ngebut. 8.000 RPM kali keliling roda, kebayang deh jarak
tempuh per menit (kecepatan maksimum).
Pak Lik Wiki
bilang torsi maksimum 1.86 kgf.m (atau 18,25 Nm) tercapai 6.500 RPM. Kalau
untuk dipakai wira-wiri di kota, torsi yang penting. Untuk macet dan tanjakan,
karakter torsi yang lebih penting. Lalu lintas di kota berciri stop and go, maju-jalan. Torsi besar
pada putaran rendah mampu mengiritkan BBM. Torsi Yamaha Scorpio termasuk badak,
masih enak banget dibawa keliling kota.
Spesifikasi Rinci
Yamaha Scorpio generasi pertama (2001-04) sudah pakai CDI
sehingga mesin dapat berputar pada RPM tinggi. Ukuran pilot jet 17,5, daripada
Scorpio generasi berikutnya (15).
Scorpio generasi kedua (Scorpio
Z) masuk pasar tahun 2005 – 10. Koil Scorpio Z produksi tahun 2005 dianggap
istimewa, diduga mampu menghasilkan percikan api busi yang lebih besar. Konon
koil Scorpio 2005 favorit untuk meningkatkan performa pengapian. Kode koil
Scorpio Z 2005 adalah 5BP, sedangkan produksi 2001 – 2004 dan 2006 berkode U4S.
Mulai produksi tahun 2006, Scorpio dilengkapi dengan AIS (Air Induction System)
untuk mengantisipasi EURO II. Sejak itu, tidak ada lagi perubahan mesin
Scorpio.
Sebagai catatan, ada 1 artikel di internet yang bilang kalau
kinerja mesin Scorpio Z lebih baik dari New Scorpio Z (2010- ke atas). Daya
maksimum dan Torsi New Scorpio Z tercatat 17,95 HP @ 8000 RPM serta torsi 17,46
Nm @ 6500 RPM. Bandingkan dengan Scorpio Z lawas mencapai 18,74 HP @ 8000 RPM
& torsi 18,25 Nm @ 6500 RPM. Mungkin karbunya berbeda untuk menghemat BBM.
Kesimpulan ke tiga, Scorpio
Z tahun 2006 merupakan target pencarian. Fitur mesin sudah versi terakhir. Kalau
benar sinyalemen di atas, maka daya maksimum dan torsi malah lebih besar
dibanding mesin Scorpio terbaru. Harga motor mestinya paling murah dibanding
tahun-tahun lebih baru padahal fitur mesin sama. Paling beda facelift hungkul. Fokus saya di mesin, bukan yang lainnya. Lha mesin thok yang mau dipakai.
Mesinnya tangguh, tidak rewel, serta minim perawatan. Satu
pengguna yang telah 9 tahun memakai Scorpio melaporkan di internet Tarikan mantap, kalau tidak ada boncenger, nanjak ke gunung
wonosari minim ya gear 3 kalau kepaksa, gear 4 masih ketawa :D, gear 5 masih
bisa kepakai buat nanjak kalau ada ancang-ancang. Pengguna lama seperti ini
sengaja tak kutip, shoheh faktanya. Jadi mesin
Scorpio muantep tho?
Diameter (bore) x
langkah (stroke) mesin Scorpio 70 x 58 mm. Naon maksudna? Bore = diameter silinder atau isi liner. Stroke itu jarak piston bergerak maju-mundur. Mesin Scorpio disebut
overbore, yakni ukuran bore > stroke. Power maksimum terjadi pada putaran menengah dan tinggi.
Cocok untuk motor sport yang menuntut
kinerja mesin. Di putaran bawah yaa sebaliknya boss.
Mesin over bore
hampir semua pakai manual clutch.
Kalau tidak ada kopling manual pasti akan terjadi hentakan atau mbrebet di putaran rendah gigi 1. Tanpa
kopling manual, usia gear box dan
rantai beresiko pendek. Sebaliknya, mesin overstroke,
ukuran bore < stroke, dipakai untuk motor-motor matik. Cocok untuk santai-santai
dan perkotaan yang macet.
Motor custom yang saya inginkan ukurannya lebih besar
sedikit dari Scorpio, ban lebih gambot, dan tarikan harus yahuuudd. Mesinnya harus lebih kuat dari Scorpio biasa. Mosok motor custom saya, sudah
bagus-bagus dibangun, eh pas di tanjakan disalip motor biasa? Honda Tiger nggak
boleh nyalip. Suzuki Thunder, kalau pun bisa nyalip, harus motor yang super prima.
Lalu ... mana bisa kakak Scorpio disalib adik-adik V-Ixion atau Byson. Pendeknya … teu
meunang nyalip euy!!
Ada 2 opsi: (i) mengoprek mesin dan komponenenya tanpa
mengubah standar pabrikan; dan (ii) bore
up, digedein cc-nya untuk
menjamin kinerja mesin yang lebih besar. Opsi (i) banyak caranya, misalnya ganti busi,
koil, karbu, pakai pertamax, porting and
polish dsb.
Mas A, the builder, pernah bilang, tanpa di-bore up pun mesin standar Scorpio sudah
bertenaga. Saya coba di tanjakan, kuat kok mas, jarene dek e. Bore up atau tidak tergantung selera. Customer dia ada yang minta bore
up (opsi ii), ada yang membiarkan
mesin standar pabrikan (opsi i). Tapi untuk memenuhi keinginan saya, kayaknya bore up deh. Ben puas sisan, mumpung mbangun motor rek. Kesimpulan
ke empat, mesin Scorpio agar lebih puas dipakai sebaiknya di-bore up.
Cara mudah meningkatkan torsi yaitu dengan meningkatkan
kapasitas mesin, bore up tentunya.
Hanya saja dampaknya konsumsi BBM makin boros. Mesin semakin panas karena
sistem pendingin mesin kan tetap
sama. Daya tahan mesin bisa berkurang, terutama komponen yang masih
spesifikasinya sama.
Bicara motor custom, tidak ada yang salah tidak ada yang
benar. Selera dan batasan pemilik dan builder yang menentukan. Betul bore up akan membuat semakin boros BBM.
Untuk motor yang dipakai harian, hal ini tentu dihindari. Motor modif
ini tidak diniatkan untuk dipakai tiap hari. Mesin semakin panas,
betul juga, ndak dibantah lah. Nanti coba dikonsultasikan agar ndak
terlalu panas, misalnya nambah oil cooler.
Yamaha Scorpio memakai karburator tipe vacuum yang dikenal efisien. Gerak naik turunnya skep dimainkan
oleh karet membran (diapraghm berkode 5BP-14940-00). Karbu konvensional, naik turunnya skep langsung digerakan oleh tarikan kabel throttle.
Karbu skep lebih responsif dibanding karburator vakum. Kalau karet vakum
sudah keras, karena usia, isapan venturi menjadi kurang maksimal. Akibatnya
akhirnya tenaga motor jadi kurang responsip.
Karburator tipe vakum sangat mengharuskan kebersihan udara
yang masuk. Bila partikel debu terbawa masuk oleh udara, akan menutup
lubang-lubang main jet/pilot jet.
Partikel debu dapat menggores dinding skep berlapis teflon hitam. Kalau sudah
tergores, kevakuman tentu berkurang. Naik turunnya skep tentun tidak sempurna (endut-endut-an saat RPM rendah). Kalau jalan
macet dan RPM rendah, motor tidak berjalan mulus.
Membran juga mudah tergores dan robek. Bila robekan karet vacuum kecil selubang jarum, cukup
ditotol lem super untuk menutup lubang. Kalau ganti karet, baca-baca di internet harganya
lumayan. Namun apabila skep yang tergores parah (hilangnya lapisan teflon
hitam) dan karet vacuum berlubang
bahkan robek, kinerja karbu langsung melorot. RPM rendah tidak nyaman dan boros
bensin. Bila sudah demikian, buang saja karbunya. Kesimpulan ke lima, karbu vacuum
Mikuni diganti saja.
Setelah dipelajari, untuk Scorpio yang populer karbu Keihin
28, alias diameter venturinya 28 mm. Keihin tipe PE, PWL, atau PWK ngke urang diajar heula. Salaam.
thanks, barokalloh
BalasHapusMantap
BalasHapusjoss gandos..mantap...komplit tenan.,
BalasHapusthnx gan.,
salam pio mania
keren, scorpio tetap Motor paling oke di kelas 250 cc ke bawah
BalasHapusRada Hade Kasep Jeung kaharti deui ku Abah
BalasHapuspunten bang mau nanya boleh meren.
BalasHapusmotor gw sćorpio 2004 bor up an di selah nya susah banget lalu mau pasang stater tapi enggak ngangkat ya kata orang bengkel sih harus di overbosh.. apa bener harus di overbosh apa ada cara selain overbosh??
punten bang mau nanya boleh meren.
BalasHapusmotor gw sćorpio 2004 bor up an di selah nya susah banget lalu mau pasang stater tapi enggak ngangkat ya kata orang bengkel sih harus di overbosh.. apa bener harus di overbosh apa ada cara selain overbosh??
Rizki. Gw rasa tidak perlu di overbosh,
BalasHapus( solusi keluhan motor anda cukup di lem biru sudah pasti di sela jadi enak lansung nyala Dan stater tgl pencet jreeng) pasti solusi terbaik buat Pio anada
T
BalasHapus